PROSES MASUKNYA ISLAM DI AFRIKA
KATA
PENGANTAR
Puji serta syukur atas kehadirat
Allah yang Maha Kuasa atas segala nikmat dan rahmat yang diberikan kepada kita semua, sehingga kami
sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Proses
Islamisasi di Afrika”. Makalah yang dibuat kami ini untuk memenuhi tugas
kelompok yang merupakan suatu kewajiban bagi kami sebagai agen pendidikan.
Dalam kesempatan penulisan makalah
ini, kami sebagai penulis menghaturkan banyak terimakasih kepada bapak
Hasbiyallah Lc, M.SI selaku dosen mata kuliah Sejarah Islam Kawasan yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk senantiasa memaparkan isi dari makalah
kami ini, serta kepada rekan rekan sekalian yang ikut serta dalam pembuatan
makalah sehinga terwujudnya makalah ini. Kami berharap dengan adanya makalah
ini dapat memperluas pengetahuan serta
bermanfaat bagi kita semua. aamiin
Pemakalah
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar………………………………………………………. 1
Daftar
Isi ……………………………………………………………... 2
BAB
1 Pendahuluan
I.1
Latar Belakang……..……………………………………. 3
I.2
Rumusan Masalah………………………………………... 4
BAB
11 Pembahasan
A.
PROSES MASUKNYA ISLAM DI AFRIKA
1.Afrika
Utara……………………………………………… 5
2.
Afrika Barat……………………………………………… 8
3.Afrika
Timur……………………………………………… 11
4.Afrika
Selatan…………………………………………….. 12
5.Afrika
Tengah…………………………………………….. 13
BAB
111 PENUTUP
Kesimpulan……………………………………………………... 14
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1
LATAR BELAKANG
Makalah kali ini membahas tentang
“Sejarah Islam Di Afrika” berawal dari agama Islam karena merupakan agama
pembebas bagi kalangan tertindas dan hegemoni ataupun bentuk kekaisaran yang
mengendalikan negara-negara bawahannya dengan
kekuasaan yang merupakan penguasa non muslim
seperti Romawi dan Persia. Namun, seringkali agama Islam dianggap sebagai agama
yang identik dengan darah dan pedang padahal tidaklah terbukti karena Islam
merupakan agama pembela bagi kalangan tertindas, termasuk Afrika. Islam
disebarkan oleh orang orang Arab, yaitu: Para Tentara, para Khalifah, dan Para
pedagang.
Kemudian terlalu sering pula “dunia
Islam” dianggap sebagi Timur Tengah dan hanya itu. Tentu saja Islam bermula di
Jazirah Arab dan menjadi kerajaan terbesar di wilayah itu, dari sungai Nil
hingga sungai Oxus.[1]
Afrika adalah tempat bermacam macam
bangsa dan kebudayaan yang banyak sekali. Afrika adalah negeri dengan
pertentangan yang sangat mencolok dan
keindahan yang liar. Disana juga
terdapat banyak masalah termasuk perang, kelaparan, kemiskinan, dan masalah
penyakit. Di Afrika terdapat gurun Sahara yang merupakan gurun pasir terbesar
di dunia. Gurun itu terbentang mulai dari samudra Atlantik di barat hongga laut merah di sebelah timur.
Sahara meliputi seperempat dari seluruh benua itu[2].
Pada tahun 650-1000 M dapat
dikatakan fase Ekspansi, Integrasi, dan puncak Kemajuan karena, pada zaman ini
daerah Islam meluas melalui Afrika Utara sampai ke Spanyol di Barat, melalui
Persia sampai ke India di Timur. Daerah daerah tersebut dibawah kekuasaan
Khalifah yang awal pemerintahannya di Madinah, Damsyik (Damaskus/Syiria) dan
yang terakhir berkedudukan di Baghdad. Kemudian berkembang pula pada integrasi
dalam bidang Bahasa, misalnya bahasa Al Qur’an atau bahasa Arab dipakai dimana
mana dan sebagai bahasa ilmu Pengetahuan sehingga bahasa Yunani dan Bahasa
Persia tersisihkan.[3]
I.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimanakah proses masuknya Islam di Afrika?
2. Di kota mana saja ekspansi ajaran
Islam di Afrika, ?
3.
Bagaimana keadaan yang signifikan masyarakat di kawasan Afrika sesudah kedatangan Islam?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PROSES
MASUKNYA ISLAM DI AFRIKA
1. AFRIKA
UTARA
Agama
Islam telah didengar oleh masyarakat Afrika ketika Hijrah nabi Muhammad yang
pertama yaitu ke Abbesiania atau Habasyah. Pada masa kontemporer saat ini Islam
merupakan Negara terbesar di Afrika berjumlah 460 juta jiwa menurut hitungan
tahun 2014. Setengah di wilayah Arab Maghribi di Afrika Utara seperti (Mesir,
Libya, Tunisia, AlJazair) hingga di wilayah Afrika Sub-Sahara. Banyak para
Ulama yang Alim di Afrika, dan terdapat
Aliran Tarikat yang cukup terkenal sampai di Indonesia, tarikat ini telah
masuk terutama di daerah Buntet Pesantren yaitu Tarikat Tijaniyah. Tarikat ini
didirikan oleh Abul Abbas Ahmad bin Muhammad ibn Almukhtar At-Tijani ia lahir
di ‘Ain Madi bagian Selatan Al Jazair pada tahun 1150 H/1737 M beliau wafat di
Fez Maroko, pusat penyebarannya di daerah Sudan, Maroko, Senegal.[4]
Pada awal masuknya Islam itu di wilayah Mesir, bangsa koptik memberi dukungan
pada Islam karena Pasukan Muslim telah membebaskan mereka dari kekaisaran
Byzantium(Romawi Timur)
Islam masuk wilayah Afrika melalui
wilayah yang dekat dengan Jazirah Arab yaitu daerah Syiria, Mesir dapat kita
lihat di buku atlas dunia pada abad 15 hijriyah. Ketika pada masa pemerintahan
Khalifah Umar bin Khattab Islam melakukan ekspansi ke wilayah Afrika. Ketika
Umar berada di Negeri Syam(Syiria), Amr bin Ash meminta izin kepada Khalifah
Umar untuk menaklukan Mesir. Kemudian khalifah Umar mengiijinkannya dengan
membawa tentara yang jumlahnya sampai 12.000 orang.[5] Setelah
Amr bin Ash sampai di Mesir, ia mengajak penduduk Mesir untuk masuk Islam atau
membayar Jizyah (pajak) jika tidak
masuk Islam. Namun penduduk Mesir menolak keduanya sehingga Amr bin Ash dan
pasukannya mengepung mereka dan pada akhirnya penduduk Mesir memilih untuk
masuk Agama Islam secara damai. Kemudian Amr bin ash menetapkan Muqauqasa
sebagai pemimpin Mesir.
Setelah
penaklukan Mesir selesai, Amr bin Ash beserta pasukannya memasuki wilayah
Iskandariyah (Alexandriya) dengan maksud mengajak penduduknya agar masuk Agama
Islam, namun mereka enggan masuk Islam sehingga Amr Bin Ash melakukan
penaklukan atau peperangan secara paksa. Kemudian Amr bin Ash besama tentaranya ke wilayah Shahara (Libia)
hingga tiba di Barqah dan daerah ini dapat ditaklukan oleh Amr bin Ash dan
tentaranya. Tidak hanya itu, ia juga juga menaklukan Torobulsal Ghorbi (Tripoli bagian barat). Amr bin Ash berencana
akan pergi ke Tunisia dan Al Jazair untuk menyiarkan agama Islam diseluruh
Afrika. Namun, maksud dan tujuan Amr bin Ash ini dilarang oleh Khalifah Umar
bin Khattab, khalifah Umar menyuruh agar Amr bin Ash dan tentaranya tetap
berada di perbatasan saja.[6]
Walaupum
Mesir sebenarnya terletak di benua Afrika, namun ternyata Mesir itu letaknya
lebih dekat dengan Timur Tengah. Walaupun demikian dalam hal Islam, Mesir masuk
dalam suatu kesatuan di benua Afrika. Pada
abad ke Sembilan, perdagangan lintas Sahara mulai dari hulu sungai Senegal dan
Nigeria juga telah dimulai untuk memberikan suatu kontribusi yang berarti
terhadap stabilitas dan kelangsungan pasar perdagangan orang orang Islam. Pada
periode ini orang orang muslim semakin Berjaya dan telah diakui secara luas,
uang uang dinar dari jaman Islam telah ditemukan pada situs situs arkeologis
mulai dari daerah daerah di Zanzibar hingga ke daerah bagian utara Rusia. Uang
logam orang muslim (uang dirham yang terbuat dari perak) telah berhasil
ditemukan.
Seperti
halnya jaman Yunani dan Romawi, kemajuan perdagangan muslim tidak terletak
hanya pada tukar menukar saja melainkan dengan menggunakan para budak namun
tidak sekasar perbudakan yang dilakukan oleh orang orang Hitam Amerika pada
abad ke -19. Pada abad ke -17 islam di Afrika Utara telah berdiri secara mapan
selama beberapa abad dimana dari jumlah
keseluruhan ternyata adalah kelompok muslim lebih dari 90%, kecuali suku Taureg
yang masih nomaden di daerah gurun pasir yang tinggal di bagian selatan
Maghrib. Di maghrib sendiri bagian Timur (Libya, Alegria, dan Tunisia) berada
dibawah kekuasaan orang Ottoman Turki dibeberapa tempat yang berlangsung hamper
tiga ratus tahun. Setelah dikuasai Ottoman Turki kemudian dukiasai oleh
pemerintah kolonial Perancis, yaitu di Alegria mulai tahun 1830-an, Tunisia tahun
1881 dan Maroko tahun 1912. Dibawah kolonial Eropa, orang Muslim ditekan habis
habisan sampai melarang orang Muslim menggunakan bahasa asli mereka melainkan
menggunakan bahasa Eropa, namun saat itu penduduk Afrika Utara masih
mempertahankan kebudayaan dan bahasanya sehingga merupakan Negara yang paling
tertindas. [7]
2. AFRIKA
BARAT
Sebelum masuknya Islam ke Afrika
Barat, Islam terlebih dahulu masuk ke wilayah Afrika Utara beberapa dekade
setelah wafatnya Nabi saw yang meliputi Qayrawan (Tunisia), Tripoli, dan
Tangier yang terdiri dari pengaruh Arab dan Berber. Umumnya Islam dianut di daerah pantai. Persis
seperti Romawi dan Byzantium sebelumnya, umat Muslim memilih berdiam di kota
kota sepanjang garis pantai Mediterania. Dari pusat kota sepanjang laut
Mediterania, perlahan lahan Islam menyebar ke Selatan melintasi Gurun Sahara
namun masyarakat yang hidup mulai maju sulit bertahan di tempat ini akibatnya,
sebagian besar Kerajaan Afrika sebelum dan sesudah kedatangan Islam lebih
mempertahankan hidupnya dekat sungai Niger.
Sekelompok Muslim Berber, Tuareg,
lebih mendominasi jalur perdagangan dari
kota Afrika Utara melewati gurun kosong dan masuk ke Sabana Afrika Barat.
Kerajaan di daerah keberlangsungan hidupnya sangat bergantung pada perdagangan
lintas Sahara yang banyak menyediakan emas dan garam. Kemajuan perdagangan
tidak hanya memajukan Afrika Barat melainkan Islam juga sehingga pada abad ke
11 para pedagang yang berasal dari Afrika Utara banyak yang bermukim di wilayah
tersebut (Afrika Barat). Karena kelompok Muslim yang masuk ke daerah ini
merupakan para pedagang sehingga Islam berkembang lambat di kalangan lokal
karena penduduk lokalnya masih memegang keyakinan pra-Islam tentang hal hal
yang ghaib dan ramalan ramalan.[8]
Pada masa pemerintah kolonial
Inggris, Perancis, Jerman, Spanyol dan Portugal di Afrika Barat, Perancis dan
Portugis memperlihatkan ketidaksukaannya terhadap orang muslim, lain halnya
dengan Inggris dan Jerman mereka
bersikap netral namun secara pribadi mengagumi muslim dan kebudayaannya, namun
dalam segi politik memutuskan sedikit kerjasama dengan orang muslim. Sehingga
dapat dikatakan Islam mundur sementara karena terjadi peralihan kekuasaan,
sehingga Negara Negara di Afrika yang kontemporer seperti Guinea, Nigeria,
Kamerun, Togo, Benin, Ghana, dan pantai Gading memiliki penduduk yang besar.
Sebagian masyarakatnya diorganisasi sebagai kelompok kelompok politik.
Islam memasuki wilayah timur Sudan melalui
dua arah: di Utara, dari Mesir dan menyusuri daerah sungai Nil serta dari arah
Timur melalui laut Merah dari Arab. Kira kira tahun 643 masehi di daerah
selatan tidak menghasilkan apa apa karena rute yang digunakan dikuasai oleh
sejumlah kerajaan kerajaan Nubia yang beragama Kristen. Setelah Ottoman Turkish
menaklukan Mesir pada tahun 1517, Sultan Selim I mencoba menaklukan pengadilan
yang sangat ketat atas daerah lembah di hulu sungai Nil. Penduduk Sudan dan
Mesir mengirimkan tentara Turki Balkan dan menempati tempat sampai dengan
menikahi masyarakat setempat. Tak lam setelah itu terdapat Negara baru yang
dihuni oleh orang muslim Sudan yang bernama kerajaan Senar, kerajaan ini tetap
bertahan sampai abad ke Sembilan belas.
Dinasti Aghlabid (800-900 M) merupakan Diansti
Emirat Arab yang memerintah Libia bagian barat, Tunisia, dan Sisilia. Nama
dinasti ini berasal dari pendirinya yaitu Ibrahim ibn Aghlab yang merupakan
panglima Arab yang dikirim Khalifah Abbasiyah untuk memadamkan pemberontakan di
Afrika Utara dan berhasil mendirikan pusat pemerintahnnya di Qayrawan. Kemudian
dilanjutkan oleh ketrunannya Abul Abbas I (812-817 M), Abu Muhammad Ziyat Allah
II (811-838 M), Abu Iqal (838-841 M), Abul Abbas Muhammad (841-856 M), Abu
Ibrahim Ahmad (856-863 M), Ziyadatallah II (863-864 M), Abu Al Gharaqin
Muhammad (864-875 M), Abu Ishaq Ibrahim II (875-902 M), Abul Abbas Abdullah II
(902-903), Abu Mudar Ziyadatallah III (903-909 M).[9]
Kerajaan Muslim pertama di Afrika
Barat adalah Kerajaan Mali tahun 1200 M oleh seorang tokoh mistis Sundiata
Keita. Penguasa setengah Islam bagi rakyat Mandinka (julukan Sang Raja Singa),
menurut cerita ia diasingkan oleh penguasa jahat, saat diasingkan ia
mengumpulkan pendukung hingga ia kembali merebut tahtanya, dan memnggelari
dirinya dengan sebutan “Mansa” (Raja segala Raja) kerajaan Mali merupakan
kerajaan terkuat dan terkaya pada masa itu, yang paling menonjol pada saat
kekuasaan Mansa Musa (Raja Musa) tahun 1312-1337 M saat Timur Tengah berurusan
dengan Mongol dan Andalusia/ Emirat Granada. Kerajaan Mali ini yang terletak di
sabana selatan Gurun Sahara yang merupakan entitas muslim utama.
Pada tahun 1324 M Mansa Musa pergi
Haji ke Makkah dan ketika itu menjadi ajang Pameran kekuatan Mali pada dunia
Islam lain. Ketika tiba Mesir yang saat itu dipimpin oleh dinasti Mamluk mansa
Musa mendingkalkan kesan mendalam bagi pejabat local, ia mansa yang Shaleh dan
pandai membaca Al Qur’an. Mansa Musa memberikan Emas banyak kepada Mesir sehngga
mengakibatka Inflasi, hal ini sesuai dengan catatan perekonomian yang ditulis
oleh Ibnu Batutah. Di wilayah Mali masyarakat kurang memahami Islam oleh karena
itu Mansa Musa mendatangkan Ulama, Guru, dan seniman untuk mengajar di Mali
diantara mereka mrupakan orang orang Arab, Persia, dan Andalusia pada tahun
1320-an.
Pusat keilmuan Mali berada di daerah
Timbukti kurang lebih 20 km utara sungai Niger perbatasan gurun Sahara dan
tempat pemberhentian utama sepanjang jalur perdagangan Trans-Sahara. Mali pun
semakin maju sehingga Mansa Musa mengirim para Ulama Mali ke Utara (Maroko)
untuk belajar mendalami Islam, setelah selesai mereka diminta kembali dan
mengembangkan masyarakat Mali di Timbuktu.
Timbuktu juga merupakan pusat
Perdagangan dan kebudayaan terpenting di afrika Barat. Timbuktu itu sendiri
didirikan pada tahun 590 H/ 1096 M pada masa Yusuf bin Tashafeen. Selain itu,
Timbuktu juga memiliki posisi yang lebih tinggi dalam budaya Arab daripada
Kairowan, Fes, Cordoba, Mesir (Kairo). Timbuktu merupakan kota Islam yang tidak
pernah tercemar oleh penyembahan terhadap berhala (Paganisme). Tembuktu atau
Timbuktu berhasil mejadi temapat bernaung para Ulama dan Penuntut Ilmu.
Memiliki Masjid yang dinamai Masjid
Sankari yang dibangun oleh perempuan yang kaya raya. Masjid inipun mengolah
Wakaf dengan sebaik mungkin sehingga dapat membiayai para sisiwa yang sedang
menempuh studi dan memperoleh ijazah uang resmi. Timbuktu seakan akan menjadi
Mercusuar Ilmu Pengetahuan di Sudan.[10]
Kerajaan setelah Mali adalah
kerajaan Songhay yang berada di Sudan Barat. Raja amuslim pertama kerajaan ini
adalah Za-Kassi. Dia memeluk Islam pada tahun 400 H (1009-1010 M) atas keinginannya
sendiri. Kota Djenne yang berdiri pada tahun 435 H (1043-1044 M). sementara
kota Timbukti berdiri pada tahun 1100 M. Raja Djenne, Kunburu, masuk Islam
sekitar tahun 1200 M ysng kemudisn diikuti pendudukny sejak awal, kota
perdagangan Timbukti adalah kota Islam yang tidak pernah di nodai oleh
penyembahan terhadap berhala.
3. AFRIKA
TIMUR
Islam
di Afrika Timur dibangun oleh landasan orang orang Arab pra-Islam yang datang
dari Arabia selatan dan daerah teluk Persia yang telah melakuakan perdagangan
budak dan gading dengan menyusuri sepanjang pantai Afrika Timur selam berabad
abad. Pada daerah bagian selatan angina akan bertiup pada bulan November hingga
Maret dan sebelah utara akan bertiup dari bulan April hingga Agustus dimana hal
ini akan membantu pelayaran mereka. Pada abad ke tujuh pengungsi pengungsi
pelarian muslim dari Makkah, telah diterima dengan baik oleh para pemimpin di
Ethiopia. Kelompok ini kemudian kembali ke Arab selatan beberapa tahun kemudian.
Namun ada pula yang masih tetap tinggal di daerah daerah Sudan, Eritrea dan
sekitar pantai Somalia. Dalam keadaan seperti ini perjual belian budak semakin
mudah sehingga pada tahun 860 mereka memberontak melawan para Tuannya yang
menjadi suatu peristiwa penting dalam hubungan antara Afrika-Arab.
Perkataan
“zanj” atau “zinj” (yang secara etimologis berhubungan dengan Zanzibar)
biasanya digunakan untuk para budak oleh para penyair dan para ahli Sejarah
Arab, yang mengatakan bahwa mereka telah diambil dari orang orang yang berada
di pantai Kenya atau Tanganyika untuk dikirim ke Negara Negara yang
berpendudukan Muslim. Para budak yang hendak dikirim ini berasal dari pantai
yangberkaitan dengan kemajuan penduduk muslim dibagian Selatan, yaitu kepulauan
Lamu, pulau pulau Pemba dan Zanbiar, pelabuhan seperti Mombasa dan KIlwa, pulau
Comoro dan Mafia, dimana ini semua tentunya memperlihatkan para pelayar dan
penduduk muslim pada tahun 950. Pada saat ini dab sebelumnya Islam telah masuk
dan bergerak ke arah barat, yaitu dari panatai laut merah hingga pegunungan
Ethiopia.
Masa
pendudukan kolonial Inggris dan Jerman di Afrika Timur memperlambat penyebaran
Islam. Masa setelah kemerdekaan Negara Negara Afrika Timur, Islam masih
merupakan kelompok agama dan kebudayaan terbesar dan melanjutkan penyebaran
kembali hal ini terjadi di Malawi, Zaire dan beberapa tempat di Mozambique.
4. AFRIKA
SELATAN
Pada
masa menjelang akhir abad ke tujuh belas, Dutch
Cape Colony berperan sebagai tempat pengumpulan kekuatan bagi para
nasionalis, pemimpin agama atau pemberontak dari Jawa, Sumatera, dan tempat
lainnya di Indonesia yang kebanyakna dari mereka adalah masyarakat Muslim,
salah satu pelarian dari politik ini adalah Syekh Yusuf dari Makassar, yang
meninggal di Cape tahun 1699, pusaranya
di Sandvliet dekat Cape Town yang selanjutnya menjadi tempat keramat bagi orang
Muslim.
5. AFRIKA
TENGAH
Sekitar
tahun 1500 M, seorang pendakwah dari Tiemcen yang bernama Muhammad bin Abdul
Karim bin Muhammad al- Majil sampai ke Afrika Tengah. Islam menyebar hingga
wilayah Kanem, Utara dan Timur laut danau Chad. Wilayah itu kemudan menjadi
Negara yang sangat penting. Kekuasaannya terbentang dari suku suku di Sudan
Timur sampai perbatasan Mesir di negeri Nubia (an-Nubah). Raja Muslim Kanem
pertama memerintah pada akhir abad ke-11 H atau pada paruh pertama abad ke-12
M.[11]
KESIMPULAN
Masuknya
islam di Afrika pada masa Khalifah Umar bin Khotob pada saat amr bin ash menyerang
Mesir pada tahun 640 SM. Setelah menakluakn Mesir, kemudian ekspansi ke daerah
Iskandariyah (Alexander), setelah Iskandariyah berhasil ditaklukan kemudian ke
daerah Shahara (Libia). Daerah daerah ini termasuk ke dalam Afrika Utara.
Sekitar
tahun 1500 M, seorang pendakwah dari Tiemcen yang bernama Muhammad bin Abdul
Karim bin Muhammad al- Majil sampai ke Afrika Tengah. Islam menyebar hingga
wilayah Kanem, Utara dan Timur laut danau Chad. Wilayah itu kemudan menjadi
Negara yang sangat penting. Kekuasaannya terbentang dari suku suku di Sudan
Timur sampai perbatasan Mesir di negeri Nubia (an-Nubah). Raja Muslim Kanem
pertama memerintah pada akhir abad ke-11 H atau pada paruh pertama abad ke-12
M.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Alkhateeb
firas. 2006. Sejarah Islam yang Hilang.
Yogyakarta: PT Bentang Pustaka
2. Khalil
Abu Syauqi. 2012. Atlas Penyebaran Islam.
Jakarta Timur: Almahira
3. Shadilly
Hasan. 1980. Ensiklopedia Indonesia I.
Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve.
4. Pdf.
Winarti Murdiah. 2009. Diktat Mata Kuliah
Sejarah Afrika. Depok: UPI (Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial).
5. Wikipedia.org/wiki/Islam_di_Afrika.
[1]
Alkhateeb Firas, Sejarah Islam yang
Hilang (Sleman Yogyakarta:PT Bentang Pustaka), hlm 187.
[2]
Pustakailmiah 78.blogspot.com 2015/12
[3]
Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi
Islam, (Jakarta:Prenada Media), hlm 226.
[4]
Manshuri A Aziz, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf (Surabaya:
IMTIYAZ), hlm 298.
[5]
Jabbar abdul Umar, Khulashoh Nurul Yaqin jilid 3 ( Megah Jaya, April 2011) hlm
[6]
Jabbar abdul Umar, Khulashoh Nurul Yaqin jilid 3 ( Megah Jaya, April 2011)hlm
[7]
Winarti Murdiah, pdf Diktat mata kuliah Sejarah Afrika, UPI 2009, hlm 5
[8] Alkhateeb
Firas, Sejarah Islam yang Hilang (Sleman Yogyakarta:PT Bentang Pustaka), hlm
188.
[9]
Hassan Shadilly, Ensiklopedi Indonesia I (Jakarta:Ichtiar Baru-Van Hoeve 1980),
hlm 108.
[10]
Khalil abu syauqi. Atlas Penyebaran
Islam.IJanuari 2012. Jakarta:Almahira.
[11]
Khalil Abu Syauqi, Atlas penyebaran Islam, Almahira 2012.
Komentar
Posting Komentar