PROSES MASUKNYA ISLAM DI AFRIKA



KATA PENGANTAR
            Puji serta syukur atas kehadirat Allah yang Maha Kuasa atas segala nikmat dan rahmat yang  diberikan kepada kita semua, sehingga kami sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Proses Islamisasi di Afrika”. Makalah yang dibuat kami ini untuk memenuhi tugas kelompok yang merupakan suatu kewajiban bagi kami sebagai agen pendidikan.
            Dalam kesempatan penulisan makalah ini, kami sebagai penulis menghaturkan banyak terimakasih kepada bapak Hasbiyallah Lc, M.SI selaku dosen mata kuliah Sejarah Islam Kawasan yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk senantiasa memaparkan isi dari makalah kami ini, serta kepada rekan rekan sekalian yang ikut serta dalam pembuatan makalah sehinga terwujudnya makalah ini. Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memperluas pengetahuan  serta bermanfaat bagi kita semua. aamiin









                                                                       


Pemakalah
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………….   1
Daftar Isi ……………………………………………………………...   2
BAB 1 Pendahuluan
I.1 Latar Belakang……..…………………………………….      3
I.2 Rumusan Masalah………………………………………...      4
BAB 11 Pembahasan
A.    PROSES MASUKNYA ISLAM DI AFRIKA
1.Afrika Utara………………………………………………   5
2. Afrika Barat………………………………………………  8
3.Afrika Timur………………………………………………  11
4.Afrika Selatan……………………………………………..  12
5.Afrika Tengah……………………………………………..  13
BAB 111 PENUTUP
            Kesimpulan……………………………………………………... 14
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
            Makalah kali ini membahas tentang “Sejarah Islam Di Afrika” berawal dari agama Islam karena merupakan agama pembebas bagi kalangan tertindas dan hegemoni ataupun bentuk kekaisaran yang mengendalikan negara-negara bawahannya  dengan kekuasaan yang merupakan penguasa non muslim seperti Romawi dan Persia. Namun, seringkali agama Islam dianggap sebagai agama yang identik dengan darah dan pedang padahal tidaklah terbukti karena Islam merupakan agama pembela bagi kalangan tertindas, termasuk Afrika. Islam disebarkan oleh orang orang Arab, yaitu: Para Tentara, para Khalifah, dan Para pedagang.
            Kemudian terlalu sering pula “dunia Islam” dianggap sebagi Timur Tengah dan hanya itu. Tentu saja Islam bermula di Jazirah Arab dan menjadi kerajaan terbesar di wilayah itu, dari sungai Nil hingga sungai Oxus.[1] Afrika adalah  tempat bermacam macam bangsa dan kebudayaan yang banyak sekali. Afrika adalah negeri dengan pertentangan yang sangat  mencolok dan keindahan yang liar.  Disana juga terdapat banyak masalah termasuk perang, kelaparan, kemiskinan, dan masalah penyakit. Di Afrika terdapat gurun Sahara yang merupakan gurun pasir terbesar di dunia. Gurun itu terbentang mulai dari samudra Atlantik di  barat hongga laut merah di sebelah timur. Sahara meliputi seperempat dari seluruh benua itu[2].
            Pada tahun 650-1000 M dapat dikatakan fase Ekspansi, Integrasi, dan puncak Kemajuan karena, pada zaman ini daerah Islam meluas melalui Afrika Utara sampai ke Spanyol di Barat, melalui Persia sampai ke India di Timur. Daerah daerah tersebut dibawah kekuasaan Khalifah yang awal pemerintahannya di Madinah, Damsyik (Damaskus/Syiria) dan yang terakhir berkedudukan di Baghdad. Kemudian berkembang pula pada integrasi dalam bidang Bahasa, misalnya bahasa Al Qur’an atau bahasa Arab dipakai dimana mana dan sebagai bahasa ilmu Pengetahuan sehingga bahasa Yunani dan Bahasa Persia tersisihkan.[3]


I.2  RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah proses masuknya Islam di Afrika?
            2. Di kota mana saja ekspansi ajaran Islam di Afrika, ?
3. Bagaimana keadaan yang signifikan masyarakat di kawasan Afrika sesudah   kedatangan Islam?














BAB II
PEMBAHASAN
A.    PROSES MASUKNYA ISLAM DI AFRIKA

1.      AFRIKA UTARA
Agama Islam telah didengar oleh masyarakat Afrika ketika Hijrah nabi Muhammad yang pertama yaitu ke Abbesiania atau Habasyah. Pada masa kontemporer saat ini Islam merupakan Negara terbesar di Afrika berjumlah 460 juta jiwa menurut hitungan tahun 2014. Setengah di wilayah Arab Maghribi di Afrika Utara seperti (Mesir, Libya, Tunisia, AlJazair) hingga di wilayah Afrika Sub-Sahara. Banyak para Ulama yang Alim di Afrika, dan terdapat   Aliran Tarikat yang cukup terkenal sampai di Indonesia, tarikat ini telah masuk terutama di daerah Buntet Pesantren yaitu Tarikat Tijaniyah. Tarikat ini didirikan oleh Abul Abbas Ahmad bin Muhammad ibn Almukhtar At-Tijani ia lahir di ‘Ain Madi bagian Selatan Al Jazair pada tahun 1150 H/1737 M beliau wafat di Fez Maroko, pusat penyebarannya di daerah Sudan, Maroko, Senegal.[4] Pada awal masuknya Islam itu di wilayah Mesir, bangsa koptik memberi dukungan pada Islam karena Pasukan Muslim telah membebaskan mereka dari kekaisaran Byzantium(Romawi Timur)

            Islam masuk wilayah Afrika melalui wilayah yang dekat dengan Jazirah Arab yaitu daerah Syiria, Mesir dapat kita lihat di buku atlas dunia pada abad 15 hijriyah. Ketika pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab Islam melakukan ekspansi ke wilayah Afrika. Ketika Umar berada di Negeri Syam(Syiria), Amr bin Ash meminta izin kepada Khalifah Umar untuk menaklukan Mesir. Kemudian khalifah Umar mengiijinkannya dengan membawa tentara yang jumlahnya sampai 12.000 orang.[5] Setelah Amr bin Ash sampai di Mesir, ia mengajak penduduk Mesir untuk masuk Islam atau membayar Jizyah (pajak) jika tidak masuk Islam. Namun penduduk Mesir menolak keduanya sehingga Amr bin Ash dan pasukannya mengepung mereka dan pada akhirnya penduduk Mesir memilih untuk masuk Agama Islam secara damai. Kemudian Amr bin ash menetapkan Muqauqasa sebagai pemimpin Mesir.
Setelah penaklukan Mesir selesai, Amr bin Ash beserta pasukannya memasuki wilayah Iskandariyah (Alexandriya) dengan maksud mengajak penduduknya agar masuk Agama Islam, namun mereka enggan masuk Islam sehingga Amr Bin Ash melakukan penaklukan atau peperangan secara paksa. Kemudian Amr bin Ash  besama tentaranya ke wilayah Shahara (Libia) hingga tiba di Barqah dan daerah ini dapat ditaklukan oleh Amr bin Ash dan tentaranya. Tidak hanya itu, ia juga juga menaklukan Torobulsal Ghorbi (Tripoli bagian barat). Amr bin Ash berencana akan pergi ke Tunisia dan Al Jazair untuk menyiarkan agama Islam diseluruh Afrika. Namun, maksud dan tujuan Amr bin Ash ini dilarang oleh Khalifah Umar bin Khattab, khalifah Umar menyuruh agar Amr bin Ash dan tentaranya tetap berada di perbatasan saja.[6]
Walaupum Mesir sebenarnya terletak di benua Afrika, namun ternyata Mesir itu letaknya lebih dekat dengan Timur Tengah. Walaupun demikian dalam hal Islam, Mesir masuk dalam suatu  kesatuan di benua Afrika. Pada abad ke Sembilan, perdagangan lintas Sahara mulai dari hulu sungai Senegal dan Nigeria juga telah dimulai untuk memberikan suatu kontribusi yang berarti terhadap stabilitas dan kelangsungan pasar perdagangan orang orang Islam. Pada periode ini orang orang muslim semakin Berjaya dan telah diakui secara luas, uang uang dinar dari jaman Islam telah ditemukan pada situs situs arkeologis mulai dari daerah daerah di Zanzibar hingga ke daerah bagian utara Rusia. Uang logam orang muslim (uang dirham yang terbuat dari perak) telah berhasil ditemukan.
Seperti halnya jaman Yunani dan Romawi, kemajuan perdagangan muslim tidak terletak hanya pada tukar menukar saja melainkan dengan menggunakan para budak namun tidak sekasar perbudakan yang dilakukan oleh orang orang Hitam Amerika pada abad ke -19. Pada abad ke -17 islam di Afrika Utara telah berdiri secara mapan selama beberapa abad  dimana dari jumlah keseluruhan ternyata adalah kelompok muslim lebih dari 90%, kecuali suku Taureg yang masih nomaden di daerah gurun pasir yang tinggal di bagian selatan Maghrib. Di maghrib sendiri bagian Timur (Libya, Alegria, dan Tunisia) berada dibawah kekuasaan orang Ottoman Turki dibeberapa tempat yang berlangsung hamper tiga ratus tahun. Setelah dikuasai Ottoman Turki kemudian dukiasai oleh pemerintah kolonial Perancis, yaitu di Alegria mulai tahun 1830-an, Tunisia tahun 1881 dan Maroko tahun 1912. Dibawah kolonial Eropa, orang Muslim ditekan habis habisan sampai melarang orang Muslim menggunakan bahasa asli mereka melainkan menggunakan bahasa Eropa, namun saat itu penduduk Afrika Utara masih mempertahankan kebudayaan dan bahasanya sehingga merupakan Negara yang paling tertindas. [7]
2.      AFRIKA BARAT
            Sebelum masuknya Islam ke Afrika Barat, Islam terlebih dahulu masuk ke wilayah Afrika Utara beberapa dekade setelah wafatnya Nabi saw yang meliputi Qayrawan (Tunisia), Tripoli, dan Tangier yang terdiri dari pengaruh Arab dan Berber.  Umumnya Islam dianut di daerah pantai. Persis seperti Romawi dan Byzantium sebelumnya, umat Muslim memilih berdiam di kota kota sepanjang garis pantai Mediterania. Dari pusat kota sepanjang laut Mediterania, perlahan lahan Islam menyebar ke Selatan melintasi Gurun Sahara namun masyarakat yang hidup mulai maju sulit bertahan di tempat ini akibatnya, sebagian besar Kerajaan Afrika sebelum dan sesudah kedatangan Islam lebih mempertahankan hidupnya dekat sungai Niger.
            Sekelompok Muslim Berber, Tuareg, lebih mendominasi jalur perdagangan  dari kota Afrika Utara melewati gurun kosong dan masuk ke Sabana Afrika Barat. Kerajaan di daerah keberlangsungan hidupnya sangat bergantung pada perdagangan lintas Sahara yang banyak menyediakan emas dan garam. Kemajuan perdagangan tidak hanya memajukan Afrika Barat melainkan Islam juga sehingga pada abad ke 11 para pedagang yang berasal dari Afrika Utara banyak yang bermukim di wilayah tersebut (Afrika Barat). Karena kelompok Muslim yang masuk ke daerah ini merupakan para pedagang sehingga Islam berkembang lambat di kalangan lokal karena penduduk lokalnya masih memegang keyakinan pra-Islam tentang hal hal yang ghaib dan ramalan ramalan.[8]
            Pada masa pemerintah kolonial Inggris, Perancis, Jerman, Spanyol dan Portugal di Afrika Barat, Perancis dan Portugis memperlihatkan ketidaksukaannya terhadap orang muslim, lain halnya dengan  Inggris dan Jerman mereka bersikap netral namun secara pribadi mengagumi muslim dan kebudayaannya, namun dalam segi politik memutuskan sedikit kerjasama dengan orang muslim. Sehingga dapat dikatakan Islam mundur sementara karena terjadi peralihan kekuasaan, sehingga Negara Negara di Afrika yang kontemporer seperti Guinea, Nigeria, Kamerun, Togo, Benin, Ghana, dan pantai Gading memiliki penduduk yang besar. Sebagian masyarakatnya diorganisasi sebagai kelompok kelompok politik.
            Islam memasuki wilayah timur Sudan melalui dua arah: di Utara, dari Mesir dan menyusuri daerah sungai Nil serta dari arah Timur melalui laut Merah dari Arab. Kira kira tahun 643 masehi di daerah selatan tidak menghasilkan apa apa karena rute yang digunakan dikuasai oleh sejumlah kerajaan kerajaan Nubia yang beragama Kristen. Setelah Ottoman Turkish menaklukan Mesir pada tahun 1517, Sultan Selim I mencoba menaklukan pengadilan yang sangat ketat atas daerah lembah di hulu sungai Nil. Penduduk Sudan dan Mesir mengirimkan tentara Turki Balkan dan menempati tempat sampai dengan menikahi masyarakat setempat. Tak lam setelah itu terdapat Negara baru yang dihuni oleh orang muslim Sudan yang bernama kerajaan Senar, kerajaan ini tetap bertahan sampai abad ke Sembilan belas.
             Dinasti Aghlabid (800-900 M) merupakan Diansti Emirat Arab yang memerintah Libia bagian barat, Tunisia, dan Sisilia. Nama dinasti ini berasal dari pendirinya yaitu Ibrahim ibn Aghlab yang merupakan panglima Arab yang dikirim Khalifah Abbasiyah untuk memadamkan pemberontakan di Afrika Utara dan berhasil mendirikan pusat pemerintahnnya di Qayrawan. Kemudian dilanjutkan oleh ketrunannya Abul Abbas I (812-817 M), Abu Muhammad Ziyat Allah II (811-838 M), Abu Iqal (838-841 M), Abul Abbas Muhammad (841-856 M), Abu Ibrahim Ahmad (856-863 M), Ziyadatallah II (863-864 M), Abu Al Gharaqin Muhammad (864-875 M), Abu Ishaq Ibrahim II (875-902 M), Abul Abbas Abdullah II (902-903), Abu Mudar Ziyadatallah III (903-909 M).[9]
            Kerajaan Muslim pertama di Afrika Barat adalah Kerajaan Mali tahun 1200 M oleh seorang tokoh mistis Sundiata Keita. Penguasa setengah Islam bagi rakyat Mandinka (julukan Sang Raja Singa), menurut cerita ia diasingkan oleh penguasa jahat, saat diasingkan ia mengumpulkan pendukung hingga ia kembali merebut tahtanya, dan memnggelari dirinya dengan sebutan “Mansa” (Raja segala Raja) kerajaan Mali merupakan kerajaan terkuat dan terkaya pada masa itu, yang paling menonjol pada saat kekuasaan Mansa Musa (Raja Musa) tahun 1312-1337 M saat Timur Tengah berurusan dengan Mongol dan Andalusia/ Emirat Granada. Kerajaan Mali ini yang terletak di sabana selatan Gurun Sahara yang merupakan entitas muslim utama.
            Pada tahun 1324 M Mansa Musa pergi Haji ke Makkah dan ketika itu menjadi ajang Pameran kekuatan Mali pada dunia Islam lain. Ketika tiba Mesir yang saat itu dipimpin oleh dinasti Mamluk mansa Musa mendingkalkan kesan mendalam bagi pejabat local, ia mansa yang Shaleh dan pandai membaca Al Qur’an. Mansa Musa memberikan Emas banyak kepada Mesir sehngga mengakibatka Inflasi, hal ini sesuai dengan catatan perekonomian yang ditulis oleh Ibnu Batutah. Di wilayah Mali masyarakat kurang memahami Islam oleh karena itu Mansa Musa mendatangkan Ulama, Guru, dan seniman untuk mengajar di Mali diantara mereka mrupakan orang orang Arab, Persia, dan Andalusia pada tahun 1320-an.
            Pusat keilmuan Mali berada di daerah Timbukti kurang lebih 20 km utara sungai Niger perbatasan gurun Sahara dan tempat pemberhentian utama sepanjang jalur perdagangan Trans-Sahara. Mali pun semakin maju sehingga Mansa Musa mengirim para Ulama Mali ke Utara (Maroko) untuk belajar mendalami Islam, setelah selesai mereka diminta kembali dan mengembangkan masyarakat Mali di Timbuktu.
            Timbuktu juga merupakan pusat Perdagangan dan kebudayaan terpenting di afrika Barat. Timbuktu itu sendiri didirikan pada tahun 590 H/ 1096 M pada masa Yusuf bin Tashafeen. Selain itu, Timbuktu juga memiliki posisi yang lebih tinggi dalam budaya Arab daripada Kairowan, Fes, Cordoba, Mesir (Kairo). Timbuktu merupakan kota Islam yang tidak pernah tercemar oleh penyembahan terhadap berhala (Paganisme). Tembuktu atau Timbuktu berhasil mejadi temapat bernaung para Ulama dan Penuntut Ilmu. Memiliki Masjid yang dinamai  Masjid Sankari yang dibangun oleh perempuan yang kaya raya. Masjid inipun mengolah Wakaf dengan sebaik mungkin sehingga dapat membiayai para sisiwa yang sedang menempuh studi dan memperoleh ijazah uang resmi. Timbuktu seakan akan menjadi Mercusuar Ilmu Pengetahuan di Sudan.[10]
            Kerajaan setelah Mali adalah kerajaan Songhay yang berada di Sudan Barat. Raja amuslim pertama kerajaan ini adalah Za-Kassi. Dia memeluk Islam pada tahun 400 H (1009-1010 M) atas keinginannya sendiri. Kota Djenne yang berdiri pada tahun 435 H (1043-1044 M). sementara kota Timbukti berdiri pada tahun 1100 M. Raja Djenne, Kunburu, masuk Islam sekitar tahun 1200 M ysng kemudisn diikuti pendudukny sejak awal, kota perdagangan Timbukti adalah kota Islam yang tidak pernah di nodai oleh penyembahan terhadap berhala.
3.      AFRIKA TIMUR
Islam di Afrika Timur dibangun oleh landasan orang orang Arab pra-Islam yang datang dari Arabia selatan dan daerah teluk Persia yang telah melakuakan perdagangan budak dan gading dengan menyusuri sepanjang pantai Afrika Timur selam berabad abad. Pada daerah bagian selatan angina akan bertiup pada bulan November hingga Maret dan sebelah utara akan bertiup dari bulan April hingga Agustus dimana hal ini akan membantu pelayaran mereka. Pada abad ke tujuh pengungsi pengungsi pelarian muslim dari Makkah, telah diterima dengan baik oleh para pemimpin di Ethiopia. Kelompok ini kemudian kembali ke Arab selatan beberapa tahun kemudian. Namun ada pula yang masih tetap tinggal di daerah daerah Sudan, Eritrea dan sekitar pantai Somalia. Dalam keadaan seperti ini perjual belian budak semakin mudah sehingga pada tahun 860 mereka memberontak melawan para Tuannya yang menjadi suatu peristiwa penting dalam hubungan antara Afrika-Arab.
Perkataan “zanj” atau “zinj” (yang secara etimologis berhubungan dengan Zanzibar) biasanya digunakan untuk para budak oleh para penyair dan para ahli Sejarah Arab, yang mengatakan bahwa mereka telah diambil dari orang orang yang berada di pantai Kenya atau Tanganyika untuk dikirim ke Negara Negara yang berpendudukan Muslim. Para budak yang hendak dikirim ini berasal dari pantai yangberkaitan dengan kemajuan penduduk muslim dibagian Selatan, yaitu kepulauan Lamu, pulau pulau Pemba dan Zanbiar, pelabuhan seperti Mombasa dan KIlwa, pulau Comoro dan Mafia, dimana ini semua tentunya memperlihatkan para pelayar dan penduduk muslim pada tahun 950. Pada saat ini dab sebelumnya Islam telah masuk dan bergerak ke arah barat, yaitu dari panatai laut merah hingga pegunungan Ethiopia.
Masa pendudukan kolonial Inggris dan Jerman di Afrika Timur memperlambat penyebaran Islam. Masa setelah kemerdekaan Negara Negara Afrika Timur, Islam masih merupakan kelompok agama dan kebudayaan terbesar dan melanjutkan penyebaran kembali hal ini terjadi di Malawi, Zaire dan beberapa tempat di Mozambique.
4.      AFRIKA SELATAN
Pada masa menjelang akhir abad ke tujuh belas, Dutch Cape Colony berperan sebagai tempat pengumpulan kekuatan bagi para nasionalis, pemimpin agama atau pemberontak dari Jawa, Sumatera, dan tempat lainnya di Indonesia yang kebanyakna dari mereka adalah masyarakat Muslim, salah satu pelarian dari politik ini adalah Syekh Yusuf dari Makassar, yang meninggal di Cape  tahun 1699, pusaranya di Sandvliet dekat Cape Town yang selanjutnya menjadi tempat keramat bagi orang Muslim.


5.      AFRIKA TENGAH
Sekitar tahun 1500 M, seorang pendakwah dari Tiemcen yang bernama Muhammad bin Abdul Karim bin Muhammad al- Majil sampai ke Afrika Tengah. Islam menyebar hingga wilayah Kanem, Utara dan Timur laut danau Chad. Wilayah itu kemudan menjadi Negara yang sangat penting. Kekuasaannya terbentang dari suku suku di Sudan Timur sampai perbatasan Mesir di negeri Nubia (an-Nubah). Raja Muslim Kanem pertama memerintah pada akhir abad ke-11 H atau pada paruh pertama abad ke-12 M.[11]

               














KESIMPULAN
Masuknya islam di Afrika pada masa Khalifah Umar bin Khotob pada saat amr bin ash menyerang Mesir pada tahun 640 SM. Setelah menakluakn Mesir, kemudian ekspansi ke daerah Iskandariyah (Alexander), setelah Iskandariyah berhasil ditaklukan kemudian ke daerah Shahara (Libia). Daerah daerah ini termasuk ke dalam Afrika Utara. Sekitar tahun 1500 M, seorang pendakwah dari Tiemcen yang bernama Muhammad bin Abdul Karim bin Muhammad al- Majil sampai ke Afrika Tengah. Islam menyebar hingga wilayah Kanem, Utara dan Timur laut danau Chad. Wilayah itu kemudan menjadi Negara yang sangat penting. Kekuasaannya terbentang dari suku suku di Sudan Timur sampai perbatasan Mesir di negeri Nubia (an-Nubah). Raja Muslim Kanem pertama memerintah pada akhir abad ke-11 H atau pada paruh pertama abad ke-12 M.





DAFTAR PUSTAKA
1.      Alkhateeb firas. 2006. Sejarah Islam yang Hilang. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka
2.      Khalil Abu Syauqi. 2012. Atlas Penyebaran Islam. Jakarta Timur: Almahira
3.      Shadilly Hasan. 1980. Ensiklopedia Indonesia I. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve.
4.      Pdf. Winarti Murdiah. 2009. Diktat Mata Kuliah Sejarah Afrika. Depok: UPI (Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial).
5.      Wikipedia.org/wiki/Islam_di_Afrika.


[1] Alkhateeb Firas, Sejarah Islam yang Hilang (Sleman Yogyakarta:PT Bentang Pustaka), hlm 187.
[2] Pustakailmiah 78.blogspot.com 2015/12
[3] Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta:Prenada Media), hlm 226.
[4] Manshuri A Aziz, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat dalam Tasawuf (Surabaya: IMTIYAZ), hlm 298.
[5] Jabbar abdul Umar, Khulashoh Nurul Yaqin jilid 3 ( Megah Jaya, April 2011) hlm
[6] Jabbar abdul Umar, Khulashoh Nurul Yaqin jilid 3 ( Megah Jaya, April 2011)hlm
[7] Winarti Murdiah, pdf Diktat mata kuliah Sejarah Afrika, UPI 2009, hlm 5
[8] Alkhateeb Firas, Sejarah Islam yang Hilang (Sleman Yogyakarta:PT Bentang Pustaka), hlm 188.
[9] Hassan Shadilly, Ensiklopedi Indonesia I (Jakarta:Ichtiar Baru-Van Hoeve 1980), hlm 108.
[10] Khalil abu syauqi. Atlas Penyebaran Islam.IJanuari 2012. Jakarta:Almahira.
[11] Khalil Abu Syauqi, Atlas penyebaran Islam, Almahira 2012.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah kolonialisme dan imperialisme barat Afrika

Kerajaan Perlak