Makalah kolonialisme dan imperialisme barat Afrika
MAKALAH
Makalah
kolonialisme dan imperialisme barat Afrika
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Matak kuliah : Sejarah Islam Kawasan Afrika Dan Eropa
Dosen Pengampu : Hasbiyallah, M. Si
Disusun Oleh :
Brilian Adam Nur Alam (1608301036)
Jaeti (1608301013)
Lubis Ali Fahmi (1608301035)
SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
SYEKH
NURJATI CIREBON
TAHUN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan karunia-Nya kami masih
diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah tentang “kolonialisme dan imperialisme barat di
Afrika”, sebagai salah satu tugas
kelompok dalam Mata Kuliah Sejarah Islam
Kawasan Afrika Dan Eropa Selatan di INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH
NURJATI CIREBON.
Dalam
menyelesaikan makalah ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada
dosen dan tema –teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga selesainya makalah ini
dapat bermanfaat bagi teman-teman.
Semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca terutama pelajar serta
sekeluarga. Aamiin . . .
Cirebon, 25 Oktober 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Kolonialisme berasal dari kata colonus yang
berarti petani. Pada mulanya petani-petani yunani pindah dari negaranya yang
tandus kedaerah lain yang subur. Daerah itu disebut koloni. Hubungan antara
koloni dengan Negara asal atau induk (mother land) tetap ada. Negara induk
kadang-kadang memandang daerah koloni seperti bagian daerah negrinya, sehingga
timbul pengertian penjajahan.
Penjajah di sini diartikan bahwa orang yang
memiliki keinginan untuk menaklukan daerah yang ditempati dan menjadikan daerah
itu menjadi miliknya. Hal itu yang menyebabkan daerah yang dijadikan tempat
tinggalnya menjadi terancam kenyamananya.
Imperialisme berasal dari kata imperator
yang berarti raja, atau imperium yang berarti daerah raja. Keinginan untuk
menjadikan daerah lain menjadi milik raja menimbulkan paham imperialisme yang dirasakan sebagai
penjajahan oleh penduduk yang daerahnya dikuasai.
Imperialisme disini diartikan sebagai
perluasan wilayah agar negara atau kerajaan dapat mengembangkan wilayah baik
dari segi politik atau militer. Kebanyakan daerah yang di jajah mempunyai
kekayaan dan tempat yang baik.
Rumusan Masalah
1. Apa kolonialisme dan imperialisme?
2. Faktor apa yang menyebabkan kolonialisme
dan imperialisme?
3. Apa yang melatar belakangi nasionalisme?
Tujuan
1. Untuk mengetahui kolonialisme dan
imperialisme Barat di Afrika
2. Untuk mengetahui faktor-faktor terjadinya
kolonialisme dan imperialisme
3. Untuk mengetahui nasionalisme di Afrika
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Kolonialisme Dan imperialisme
Kolonialisme berasal dari kata colonus yang
berarti petani. Pada mulanya petani-petani yunani pindah dari negaranya yang
tandus kedaerah lain yang subur. Daerah itu disebut koloni. Hubungan antara
koloni dengan Negara asal atau induk (mother land) tetap ada. Negara induk
kadang-kadang memandang daerah koloni seperti bagian daerah negrinya, sehingga
timbul pengertian penjajahan.[1]
Penjajah di sini diartikan bahwa orang yang
memiliki keinginan untuk menaklukan daerah yang ditempati dan menjadikan daerah
itu menjadi miliknya. Hal itu yang menyebabkan daerah yang dijadikan tempat
tinggalnya menjadi terancam kenyamananya.
Imperialisme berasal dari kata imperator
yang berarti raja, atau imperium yang berarti daerah raja. Keinginan untuk
menjadikan daerah lain menjadi milik raja menimbulkan paham imperialisme yang dirasakan sebagai
penjajahan oleh penduduk yang daerahnya dikuasai.[2]
Imperialisme disini diartikan sebagai
perluasan wilayah agar negara atau kerajaan dapat mengembangkan wilayah baik
dari segi politik atau militer. Kebanyakan daerah yang di jajah mempunyai
kekayaan dan tempat yang baik.
Pengertian kolonialisme berbeda dengan
pengertian imperialisme. Tetapi, dalam prakteknya kedua paham itu sama, yaitu
sebagai paham penjajahan. Pada umumnya imperialisme dapat di bedakan atas dua
macam: imperialisme kuno (ancient imperialism) dan imperialisme
modern (modern imperialism).[3]
Antara kedua macam imperialisme tersebit
dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Waktu:
imperialisme kuno terjadi sebelum Revolusi
industri, sedangkan imperialisme modern terjadi setelah revolusi industri.[4]
b. Kepentingan:
dalam imperialisme kuno, imperialisme
mengininkan kekuasaan dalam segala bidang dengan semboyang Gold, Gospel,
Glory yang mengandung pengertian memperoleh harta kekayaan, menyebarkan
agama (evangelie) dan berkuasa dalam bidang politik.[5]
Sedangkan pada imperialisme modern,
penguasaanya lebih ditekankan pada kelestarian dan keuntungan idustri. Suatu
daerah dikuasai oleh imperialis modern untuk dijadikansumber bahan industry,
sebagai pasaran hasil industry dan sebagai tempat penanaman modalnya yang
berlebih.[6]
pada masa lampau bangsa-bangsa di benua
Asia dan Afrika telah memiliki Negara/kerajaan yang mencapai kejayaan, rakyat
hidup tentram, ekonomi makmur. Pendek kata pada jaman sebelum kedatangan
imperialis Barat, bangsa-bangsa Asia dan Afrika telah hidup dalam keadaan
“subur makmur gemah ripah loh jinawi”.[7]
kejayaan di masa lampau itu dengan mudah
dapat menjadi penyebab timbulnya harga diri bangsa-bangsa terjajah, khususnya
bangsa-bangsa di Asia dan Afrika, untuk memberontak terhadap tindakan penjajah
yang sewenang-wenang dan menyebabkan rakyat menderita[8]
sebelum kedatangan bangsa-bangsa barat
(Eropa), afrika merupakan suatu bangsa yang penuh kejayaan. Hal ini dapat
dilihat dari kehidupan bermasyarakat maupun bernegara, sehingga kenangan masa
lampau ini menanbah dan membangkitkan semangat untuk memperjuangkan kehidupan
yang bebas dari segala bentuk penindasan kaum imperialis barat.[9]
Faktor-faktor yang menyebankan adanya
kolonialisme dan imperialisme
a. Faktor Kekuasaan
Imperator menginginkan kekuasaan yang dapat
mempertinggi kebesaranya atau glory jadi masalahnya karena prestise raja
atau penguasa. Imrperialisme tersebut melahirkan imperialisme politik
(political imperialism).[10]
b. Faktor ekonomi atau kekayaan
Imperator menginginkan kekayaan dari daerah
lain untuk kemakmuran bangsa dan negaranya yang dapat di istilahkan sebagai gold
atau demi kepentingan kelangsungan industrinya. Hal itu menimbulkan imperialisme
modern.[11]
c. Faktor ideology atau agama
Imperator menginginkan agar penduduk daerah
yang dikuasai menganut ideology atau agamanya. Imperialisme demikian
menimbulkan imperialisme kebudayaan (cultural imperialism).[12]
d. Faktor militer
Imperator menginginkan adanya suatu tempat
yang strategis untuk keperluan militer dengan tujuan untuk pertahanan ataupun
untuk perimbangan kekuatan (balance of power). Keinginan tersebut
menimbulkan imperialisme militer (military imperialism).[13]
Kedatangan mereka ke dunia timur di
pelopori oleh bangsa sepanyol dan portugis, serta kemudian diikuti oleh
bangsa-bangsa Eopa lainya seperti bangsa Inggris, Prancis, Belanda, Italia,
Jerman dan sebagainya.[14]
Penduduk asli orang Afrika Selatan ialah
bangsa kulit hitam yang berjumlah sekitar 23 juta orang Boer, yang menamakan
dirinya Afrikaner dan dua juta kulit putih lainya, terutama orang-orang
Inggris, ditambah orang-orang Itali dan
orang Eropa lainya.[15]
Orang-orang kulit putih menjadi penguasa
Afrika selata, sedangkan orang kulit hitam yang jumlahnya jauh lebih banyak
menjadi Hambanya, orang-orang kulit hitam dijadikan sebagai pegawai kasar pada
tambang-tambang intan dan emas dengan bayaran murah.[16]
Pada awaalnya, kolonialisme dan
imperialisme barat bukanlah dilatar belakangi oleh ambisi untuk menguasai,
pemikira utama kedatangan para penjelajah barat adalah untuk berdagang. karena kondisi daerah ini merupakan tempat
yang cocok untuk berdagang bagi orang-orang barat.
mereka
membeli barang-barang yang langkah dipasar eropa, terutama rempah-rempah dan
sesekali menjual hasil-hasil produksi mereka seperti pakaian pada orang-orang
Asia dan Afrika. Mereka memiliki motivasi utaman yaitu berdagan.
Dalam perkembanganya kemudian,
bangsa-bangsa barat ini mulai menguasai
wilayah-wilayah yang didudukinya Secara
politik dan militer. Hal itu dimaksud untuk mengamankan kegiatan dagang yang
serakah yang mereka terapkan, yaitu monopoli. Dalam rangka mengamankan kebijakan
monopoli, mereka merasa perlu mengendalikan penguasa penguasa peribumi Secara
politik dan militer.
Apalagi, dalam prakteknya, kebijakan
monopoli itu sering mendapat perlawanan bersenjata dari rakyat dan
penguasa-penguasa pribumi karena merasa di ekspolitasi dan diperlakukan
sewenang-wenang oleh orang-orang yang berasal dari luar Afrikah.
Setelah perindustrian mencapai kemajuan
pesat di beberapa Negara Eropa Barat, Amerika, Rusia dan Jepang,daerah jepang
pertambah bukan saja daerah sumber bahan baku dan daerah padat penduduk untuk
pasaran hasil industry mereka, tetapi daerah kosong pun menjadi sasaran
imperialismesebagai daerah cadangan pemindahan pendudukyang sudah hamper tidak
kebagian tempat di Negara merek.Negara Eropa Barat yang menjadi pelopor
imperialisme modern seperti inggris dan perancis mempunyai daerah koloni yang
luas di benua Afrika dan Amerik, Australia dan Selandia BAru juga tak luput
dari kolonisasi inggris.[17]
Faktor pertama adalah adanya keinginan
bangsa eropa untuk berdagang Secara langsung dengan dunia timur. Sebelumnya,
orang-orang eropa (Barat) mendapatkan barang-barang dari Dunia Timur di
konstanionopel. Kota ini terkenal sebagai sebuah kita transit yang strategis
dari kekaisaran romawi yang menghubungkan timur dan barat sekaligus pusat
perdagangan yang ramai dimana produk-produk dari timur diperdagangkan.
Bangsa-bangsa barat belajar bahwa berdagang
Secara langsung dengan dunia timur, bukan melalui pedagang-pedagang perantara (mideleman)
di konstaninopel, jauh lebih mguntungkan Secara ekonomis.
Hal inilah yang dilahirkan serangkaian
eksplorasi, ekspedisi, dan penjelajahan ke dunia timur oleh bangsa-bangsa barat
pada abad ke-15, dengan portugis sebagai pelopornya.
Kedatangan bangsa Spanyol dan portugis ke
dunia timur di dorong oleh hasrat untuk merampas negeri-negeri yang dilewati
dan menguasai jalur-jalur perdagangan. Di samping itu juga ingin menyebarkan
agama Roma Katoli.[18]
Nasionalisme di Afrika
Penguasaan
yang dilakukan oleh masing-masing bangsa di daerah jajahan menyebabkan
kehidupan masyarakt pribumi semakin menderita dan tertindas oleh
kesewenag-wenangan dari pihak kolonialisme barat. Terlebih lagi setelah
terjadinya revolusi industry yang banyak membawah pengaruh bagi kaum
imperialisme barat, maka terjaddi persaingan untuk mendapatkandaerah kekuasaan
yang di luar Eropa. Karena daerah luar itu akan dijadikan sebagai tempat untuk
mengambil bahan mentah dan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan industry.
pabila sebelum tahun 1880 penjajahan diatas
dilakukan oleh pedagang dan pemerintah, maka setelah paham liberialisme medapat
dapat kemenanganlam parlemen di beberapa Negara di Eropa, penjajahan di atas
dunia di ambil-alih oleh kaum suwasta pemilik modal. Walaupun penjajahan telah
berpindah tangaa, tetapi rakyat tetap menderita. Penderitaan rakyat di Negara
terjajah mendorong timbulnya pergerakan yang bersifat nasional dari
bangsa-bangsa di benua Asia dan Afrika.[19]
bahwa
golongan jerdik pandai menjadi pendorong timbulnya pergerakan yang bersifat
nasional dapat dibuktikan di perancis menjelang revolusi politik pada abad ke
18 di perancis, nama-nama seperti Montasquieu, J.J Rousseau, dan Voltaire
memegang peranan penting sebagai pembaharuan dalam lapangan pemerintahan.[20]
Nasionalisme
merupakan suatu gerakan dari bangsa-bangsa Asia dan Afrika dalam usaha untuh
melenyapkan kolonialisme dan penjajahan bangsa-bangsa barat. Kolonialisme yang datang bertujuan untuk
mendominasi seluruh sektor kehidupan, seperti dalam bidang politik, ekonomi dan
juga penetrasi dalam bidang kebudayaan.[21]
Golongan cerdik pandai timbul sebagai
akibat dilaksanakan-nya pendidikan. Golongan ini menjadi penggerak dan pemimpin
pegerakan bangsa-bangsa Asia dan Afrika dlam menentang masyarakat yang
menduduki tempat tertinggi dalam penggolongan masyarakat, dan mrupakan golongan
bangsawan yang kebanyakan berpendidikan Eropa. Karena mereka menikmati
kebebasan yang sebenarnya, maka sekembalinya ke tanah airnya mereka merasa
tertekan oleh politik penjajah yang diterapkan di daerah jajahan. Mereka bangkit
memimpin perjuangan melawan penjajahan.[22]
Kebangkitan
nasional bangsa-bangsa Asia dan Afrika di lain pihak merupakan keinginan dan
cita-cita kebangsaan yang mengandung aspek politik, ekonomi dan sosial budaya.
Secara politik ke bangsaan Asia-frika merupakan merupakan suatu pergerakan
untuk menumbuhkan dominasi politik kaum imperialis. Disamping itu pergerakan
nasional Asia dan Afrika juga bermaksud menghebtikan eksploitasi ekonomi, dan
bertujuan membangun tata masyarakat yang baru yang bebas dari kesengsaraan dan
kemiskinan sesuai dengancita-cita keadilan sosial, dan kebudayaan asing yang
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sendiri berusaha untuk disingkirkan
karena kebudayaan asing itu lebih banyak merugikanya dari pada menguntungkanya.[23]
Pergerakan
nasional sebagai salah satu bentuk kebangkitan Negara-negara dan bangsa di
Asia-Afrika membuahkan hasil berupa
kemerdekaan bagi negara-negara terjajah pada pertengahan abad ke-20. Dengan kemerdekaan yang di peroleh oleh
bangsa-bangsa Asia dan Afrika membangun Negaranya Secara bebas sesuai dengan
kepribadian masing-masing. Setelah mengalami beberapa kali proses pembangunan,
Negara-negara Asia dan Afrika pada akhir abad ke-20 mulai muncul dengan Negara
yang ekonominya kuat, sedangkan dalam bidang kebudayaan mereka sudah mulai
dapat menemukan kepribadiannya.[24]
Tujuan
dari nasionalisme Asia dan Afrika adalah menghancurkan kolonialisme dan
imperialisme bangsa-bangsa barat serta menghentikan eksploitasi kekuasaan
kolonialisme atas tubuh perekonomian bangsa-bangsa pribumi. Selain itu
membangun Negara-negara nasional dalam bentuk pemerintahan demokrasi, serta
menyelamatkan dan membangkitkan kembali kepribadian dan kebudayaan sendiri yang
pernah jaya pada masa lampau.[25]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kolonialisme
dan imperialisme merupakan arti kata yang berbeda tetapi memiliki kesamaan
maksud yaitu penjajahan. Adapun faktor-faktor yang melatar belakani terjadinya
kolonialisme dan imperialisme yaitu kkeuasan, ekonomi atau kekayaan, ideologi
atau agama, dan militer. Sehingga timbul rasanasionalisme, mereka menginginkan kemerdekaan dan
kebebasan.
\
DAFTAR PUSTAKA
Dodi R Iskandar dan Dedi P Persada. 1998. Sejarah
Indonesia dan Dunia. Bandung: CV. ARMICO
Hidayat dkk. 1990. Sejarah Indonesia dan
Sejarah Dunia. Bandung: Lubuk Agung
Siswoyo. 1980. Sejarah. Jakarta
Wayanbadrika. 1991. Sejarah Nasional dan
Dunia. Jakarta: Erlangga
[7] Dodi R Iskandar dan Dedi
P Persada, Sejarah Indonesia dan Dunia, (Bandung: CV. ARMICO, 1988),
Hal. 53
[17] Dodi R Iskandar dan Dedi
P Persada, Sejarah Indonesia dan Dunia, (Bandung: CV. ARMICO, 1988),
hal. 54-55
[22] Dodi R Iskandar dan Dedi
P Persada, Sejarah Indonesia dan Dunia, (Bandung: CV. ARMICO, 1988),
hal. 55
Komentar
Posting Komentar