PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN PERKEMBANGAN STUDI AL-QUR’AN




STUDI AL-QURAN
  PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN PERKEMBANGAN
 STUDI AL-QUR’AN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Studi Al-Qur’an
Dosen Pengampu : Lukman Zain, Ms. MA


IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Disusun Oleh:
Dicqy wahyudi  (1608301027)

Jurusan : Sejarah Kebudayaan Islam
Semester : 1/A


TAHUN AJARAN 2016/2017





KATA PENGANTAR


Assalamualaikum  wr.wb
      Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmatnya, taufik dan hidayahnya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya Amiin...
Dalam penyusunan makalah ini tentunya hambatan selalu mengiringi namun atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari orang tua, dosen pengampu dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu akhirnya semua hambatan dalam penyusunan makalah ini dapat teratasi.
Makalah  ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah wawasan khususnya mengenai studi al-quran dengan perkembangan zaman dan adapun  metode yang kami ambil dalam penyusunan makalah ini adalah berdasarkan pengumpulan sumber informasi dari berbagai karya tulis.

Cirebon, 26 Desember 2016



     Penulis






I
DAFTAR ISI


Kata pengantar............................................................................................................. I
Daftar Isi.....................................................................................................................................  II
Bab 1 Pendahuluan
1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 2
3. Tujuan 2
Bab 2 Pembahasan
1. Pengertian studi al-qur’an 3
2. Definisi Al-Qur’an 4
 3. Ruang Lingkup 6
4. Cabang-cabang Al-Quran 9
5. Perkembangan 10
Bab 3 Penutup
1. Kesimpulan 13
DAFTAR PUSTAKA









                                                                                         

II
BAB I
PENDAHULUAN

1.       Latar Belakang
Secara etimologi , ulum Al-Quran terdiri dari dua kata, yaitu ulum dan al-quran. Ulum jamak dari al-ilm yang berarti ilmu,  berasal dari kata “alima-ya’lamu-‘ilman” yang berarti mendapatkan atau mengethui sesuatu dengan jelas, atau menjangkau sesuatu dengan keadaan yang sebenarnya.istilah “ilm” merupakan bentuk masdhar (kata kerja yang dibendakan) yang artinya pemahaman dan  pengetahuan sesuai dengan makna dasarnya, yaitu “al-fahmu wa Al-idrak”. Adapun al-quran, secara harfiah berasal dari kata qara’a yang berarti membaca atau mengumpulkan.
Makna Ulumul Quran, membaca berarti juga mengumpulkan karena orang yang membaca bekerja mengumpulkan, ide-ide atau gagasan yang terdapat dalam suatu yang i abaca. Ulumul Quran adalah ilmu yang membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan Al-Quran dari segi asbab an-nuzul (sebab-sebab turunya Al-Quran),  pengumpulan dan penerbitan Al-Quran, pengetahuan tentang surah-surah Makkiyyah dan Madaniyah, an-nasikh wal mansukh dan sebagainnya.
            Al-Quran itu kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui malakat Jibril secara berangsur-angsur. Tidak dapat ditandangi oleh manusia baik dari segi bahasa maupun isinya, yang diriwayatkan dengan cara mutawatir tana ragu lagi, tertulis dalam mushaf-mushaf, menjadi petunjuk bagi manusia. Ruang Lingkupnya dapat di bagi menjadi tiga, yaitu:
v  Dirasah Ma fi Al-Quran
v  Asbab Al-Nuzul
v  Dirasah Ma Haula Al-Quran






1

2.      Rumusan Masalah
·         Apa pengertian Ulumul Qur’an?
·         Apa pengertian Al-Qur’an?
·         Apa ruang lingkup Ulumul Qur’an?
·         Apa cabang-cabang Ulumul Qur’an?
·         Bagaimana perkembangan Ulumul Qur’an dari abad ke abad?
3.      Tujuan
·         Untuk mengetahui pengertian Ulumul Qur’an
·         Untuk mengetahui pengertian Al-Qur’an
·         Untuk mengetahui ruang lingkup Ulumul Qur’an
·         Untuk mengetahui cabang-cabang Ulumul Qur’an
·         Untuk mengetahui perkembangan Ulumul Qur’an dari abad ke abad














2

BAB II
PEMBAHASAN

1.       Pengertian Studi Al-Quran
Secara bahasa, ulum Al-Quran terdiri dari dua kata, yaitu ulum dan al-quran. Ulum jamak dari al-ilm yang berarti ilmu, [1]  berasal dari kata “alima-ya’lamu-‘ilman” yang berarti mendapatkan atau mengethui sesuatu dengan jelas, atau menjangkau sesuatu dengan keadaan yang sebenarnya.istilah “ilm” merupakan bentuk masdhar (kata kerja yang dibendakan) yang artinya pemahaman dan  pengetahuan sesuai dengan makna dasarnya, yaitu “al-fahmu wa Al-idrak”. [2] Adapun al-quran, secara harfiah berasal dari kata qara’a yang berarti membaca atau mengumpulkan. [3]
Makna Ulumul Quran, selain membaca berarti juga mengumpulkan karena orang yang membaca bekerja mengumpulkan, ide-ide atau gagasan yang terdapat dalam sesuatu yang dibaca. Atau ulumul quran, ilmu-ilmu yang berhubungan dengan berbagai aspek yang terkait dengan membahas Al-Quran. Ulama berbeda pendapat mengenai istilah ulumul quran, pendapat-pendapat menurut para ahli:[4]
§  Subhi Sholih tidak setuju, menurutnya orang yang pertama kali menggunakan istilah Ulumul Quran adalah Ibnu Al-Murzaban (w. 309 H). Pendapatnya ini didasari pda penemuannya terhadap beberapa kitab yang membcarakan tetang kajian-kajian Al-Quran dengan menggunakan istilah Ulumul Quran lahir pada abad ke-3 H.
§  Imam Al-Zarqoni berpendapat bahwa istilah Ulumul Qur’an ini muncul bersamaan dengan munculnya kitab Al-Burhan fi Ulumul Quran karya Ali Ibrahim Ibnu Sa’id yang terkenal dengan sebutan al-Khuffi (w. 430 H) . Kitab tersebut ditulis pada abad ke-5 H dan terdiri dari 3 jilid


3

Secara istilah ulumul qur’an bermakna “segala ilmu yang membahas tentang kitab yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan turun, bacaan, kemukjizatan dan lain. Adapun definisi lain dari Ulumul Quran adalah ilmu yang membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan Al-Quran dari segi asbab an-nuzul (sebab-sebab turunya Al-Quran), pengumpulan dan penerbitan Al-Quran, pengetahuan tentang surah-surah Makkiyyah dan Madaniyah, an-nasikh wal mansukh dan sebagainnya.
Ilmu ini dinamakan dengan Ushul Al-Tafsir (dasar-dasar tafsir), karena yang dibahas berkaitan dengan beberapa masalah yang harus diketahui oleh seorang mufasir sebagai sandaran dalam menafsirkan Al-Quran. Adapun definisi “Ulumul Quran” secara istilah para ulama : [5]
Ø  Menurut Al-Qaththan
“ Ilmu yang mencakup pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan Al-Quran dari sisi informasi tentang Asbab An-Nuzul, kodifikasi dan tertip penulisan Al-Quran, ayat-ayat yang diturunkan di Madinah dan hal-hal lain yang berkaitan dengan Al-Quran”.
Ø  Menurut Al-Suyuthiy
“ Suatu ilmu yang membahas tentang keadaan Al-Quran dari segi turunnya, sanadnya, adabnya, makna-maknanya baik yang berhubungan dengan lafal-lafalnya maupun yang berhubungan hokum-hukumnya dan sebagainya.




2.     Definisi Al-Quran
Para ulama berbeda pendapatnya tentang definisi Al-Quran.[6]
Ø  Menurut Al-Jurjani

هو المنزل على الرسول المكثول ب غ المصا حف المننقو ل عنه نقلا مثواثرا بلا شهة والقران عند اهل الحق هو العلم الد نى الا جما لى الجا مع للحقا ئق كلها

4
“ Al-Quran ialah kitab yang diturunkan kepada rasul, tertulis dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan tanpa syubhat, sedangkan Al-Quran itu menurut penuntut kebenaran ialah ilmu ladunni secara global yang mencakup segala hakikat kebenaran”.

Ø  Menurut Dr. subhi Al Salih
     “ AlQuran adalah sifat allah yang mukjizat, (sebagai bukti kebenaran atas kenabian Muhammad) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yang tertulis didalam mushaf-mushaf. Yang dinukil diriwayatkan dengan jalan mutawatir, dan dipandang beribadah membacanya”.
            Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Al-Quran adalah kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui Malakat Jibril secara berangsur-angsur. Tidak dapat ditandingi oleh manusia baik dari segi bahasa maupun isi kandungannya, yang diriwayatkan dengan cara mutawatir tanpa ragu lagi, tertulis dalam mushaf-mushaf, menjadi petunjuk bagi manusia.
       Al-Quran mu’jizat terbesar bagi Nabi Muhammad SAW, karena Al-Quran harus dapat disaksikan kebenarannya seluruh umat manusia. Berbeda dengan mu’jizat Rasul yang lain seperti tongkat yang dapat menjadi ular bagi Nabi Musa AS, api yang tidak dapat membakar bagi Nabi Ibrahim AS, dll. Itu semua hanya kejadian sesaat dimana sekarang kita tidak dapat melihat kejadian itu lagi, berbeda dengan Al-Quran yang sampai sekarang kita masih bisa melihat bukti kebenaran tentang kerasulan Nabi Muhammad SAW.
       Sebagian ulama menyebutkan bahwa penamaan kitab ini dengan nama Quran, bahwasanya kitab ini dapat mencakup inti dari semua ilmu. Dan sebagian ulama berpendapat mulanya kata Quran tidak berhamzah sebagai kata jadian, karena ia berasal dari kata qara asy-syai’a bisy-sya’I berarti memperhubungkan sesuatu dengan yang lain. Karena ayat satu dengan yang lain saling menyerupai.[7]
       Rasulullah telah menentang orang-orang arabdengan Qur’an,  padahal Qur’an diturunkan dengan bahasa mereka dan mereka pun ahli dengan bahasa  itu dan retorikanya. Namun nyatanya  mereka tidak mampu mmembuat  apapun seperti Al-Qur’an atau membuat sepuluh surat saja mereka tidak mmpu. Terbukti kemukjizatan Al-Quran dan terbukti juga kerasullan Muhammad.
5
3.      Ruang  Lingkup Studi Al-Qur’an
            Studi Al-Qur’an mencakup bahasan yang luas yaitu : ilmu nuzul al-qura’an, asbab an-nuzul, qira’ah, ilmu an-nasikh wa al-mansukh, dan ilmu fawatih as-suwar.[8] Klasifikasi berdasarkan tema-temanya: [9]
·       Nuzulu Al-Quran
            Tema ini berkenan dengan ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah yang dinamai ayat Makkiyah, ayat-ayat yang diturunkan saat Nabi berada di kampung disebut Hadlariyah, ayat-ayat yang diturunkan di dalam safar yang dinamai  safariyah, ayat-yat yang diturunkan pada siang hari dinamai Nahariyah, ayat-ayat yang diturunkan pada malam hari dinamakan Lailiyah.
·         Asbabun Nuzul
   Tema ini berkenan dengan sebab-sebab turunya Al-Qur’an.
·         Tarikhun Nuzul
Tema ini berkenan dengan ayat yang mula-mula diturunkan dalam kaitan waktunya, yang      berulang-ulang diturunkannya, yang terakhirhukumnys dari turunya, yang turun tidak  berurutan, yang turun dalam satu kesatuan, dan lain-lain.

Ø  Sanad
   Hal ini berhubungan dengan enam macam persoalan yakni;
§  Riwayat muttawatir
§  Riwayat  ahad
§  Riwayat  syadz
§  Beragam qira’at Nabi
§  Para perawi dan huffaz
§   Kaifiyat
§   Al-tahammul (cara penerimaan riwayat)




6
Ø  Bacaan (tata cara membaca)
Persoalan ini menyangkut hal-hal berikut:
§  Cara berhenti (waqaf)
§  Cara memulai  (ibtida)
§  Imalah
§  Bacaan yang dipanjangkan (mad)
§  Meringkan bacaan hamzah
§  Memasukkan bunyi huruf yang sukun kepada bunyi sesudahnya (idgham)

Ø  Pembahasan Lafaz
§  Kata-kata Al-Qur’an yang asing (gharib)
§  Kata-kata Al-Qur’an yang berubah-ubah harakat akhirnya (murab)
§  Kata Al-quran yang mempunyai makna serupa (homonim)
§  Padanan kata-kata al-qur’an (sinonim)
§  Isti’arah
§  Penyerupaan (tasybih)

Ø  Makna-makna Al-Quran yang berpautan dengan hukum
ü  Masalah lafaz ‘am yang tetap dalam keumumannya
ü  ‘am yang dimaksudkan khusus
ü  ‘am yang dikhususkan dengan sunnah
ü  ‘am yang mengkhususkan sunnah
ü   Nash yang zhahir
ü  Mujmal
ü  Mufashshal
ü  Manthuq
ü  Mafhum
ü  Mutlaq
ü  Muqayyad
ü  Muhkam


7
ü  Mutasyabih
ü  Musykil
ü  Nasikh dan mansukh
ü  Muqaddam
ü  Muakhkhar

Ø  Makna-makna Al-Quran yang berpautan dengan lafaz
o  Fashl dan washl
o  Ijaz
o  Ithnab
o  Musawah
o  qashr.

       Ulumul qur’an terbagi menjadi dua ilmu, ilmu Al-Riwayah diperoleh melalui jalan riwayat atau naql. Artinya dengan cara meceritakan kembal atau mengutip. Ilmu Dirayah, ilmu yang diperoleh dengan jalan pembahasan dan penelitian. Ruang Lingkupnya dapat di bagi menjadi tiga, yaitu: [10]
v  Dirasah Ma fi Al-Quran
v  Asbab Al-Nuzul
v  Dirasah Ma Haula Al-Quran

       Ulumul Quran mencakup ilmu-ilmu bahasa Arab dan segala kajian yang berkaitan dengan ajaran islam. As-Sayuti berpendapat bahwa ilmu jiwa, ilmu falak, ilmu astronomi, dan lain sebagainya juga termasuk ulumul Qur’an. Hal tersebut didasarkan kepada firman ALLAH SWT :[11]
و نز لنا عليك الكتب تبينا شىء
Kami telah menurunkn kepadamu Alquran untuk menjelaskan segala sesuatu
(Q.S An-Nahl (16):89)

8
4.      Cabang-cabang ulumul qur’an
·         Ilmu Mawatin An-nuzul, ilmu yang menerangkan tempat-tempat turunya ayat.
·         Ilmu Tawarikh An-nuzul, ilmu yang menerangkan dan menjelaskan tentang masa turunnya ayat dan tertib turunnya.
·         Ilmu Asbab An-nuzul, ilmu yang menerangkan sebab-sebab yang melatar belakangi turun ayat.
·         Ilmu Qiro’ah, ilmu yang menerangkan tentang macam-macam bacaan Al-Qur’an mana yang shahih dan tidak shahih
·         Ilmu Tajwid, ilmu tentang cara membaca Al-Quran , tempat memulai dan pemberhentiannya, dan lain-lain
·         Ilmu Garib Al-Quran, ilmu yang membahas tentnag makna ganjil, yang tidak digunakan dalam bahasa sehari-hari.
·         Ilmu I’Rab, ilmu yang membahas tentang  kedudukansuatu lafal dalam ayat.
·         Ilmu Wujuh wa An-Nazir, ilmu yang menjelaskan tentang lafal-lafal dalam Al-Quran yang memiliki banyak arti
·         Ilmu Ma’rifah Al-Muham wa Al-Mutasyabih, ilmu yang membahas tentang ayat-ayat yang dipandang muhkam dan mutasyabih
·         Ilmu Nasikh wa Mansukh, ilmu yang membahas tentang ayat-ayat yang dianggap mansukh oleh sebagian ulama.
·         Ilmu Badai, ilmu yang membahas keindahan susunan ayat-ayat Al-quran, menerangkan aspek-aspek kesusasteraan.
·         Ilmu Jaiz, ilmu secara khusus membahas tentang segi –segi kemukjizatan Al-Quran
·         Ilmu Tanasuh Ayat, ilmu yang membahas tentang kesesuaian suatu ayat  dengan ayat sebelum dan sesudahnya
·         Ilmu Aqsam, ilmu yang membahas tentang arti dan tujuan sumpah tuhan dalam Al-Quran
·         Ilmu Amsal, ilmu yang membahas tentang perumpamaan
·         Ilmu adab Tilawah, ilmu yang membahas segala aturan yang harus dipakai dan dilaksanakan dalam Al-Quran.


9

5.      Perkembangan
          Pada masa Nabi dan sahabat tidak ada kebutuhan sama sekali untuk menulis, karena sebagian besar sahabat buta huruf, alat tulis sulit diperoleh, dan Rasul sendiri melarang para sahabat menulis sesuatu yang bukan al-quran.[12]
            Rasulullah SAW menyampaikan Al-Quran kepada para sahabatnya orang-orang Arab asli, sehingga mereka dapat memahaminya berdasarkan naluri mereka. Apabila mereka mengalami ketidak jelasan dalam memahami suatu ayat, mereka menanyakan kepada Rasulullah SAW.
            Nabi SAW bagi para sahabat merupakan maha guru dan sumber ilmu, hanya kepada nabi lah mereka menanyakan segala sesuatu yang tidak mereka pahami termasuk makna atau pengertian ayat-ayat Al-Quran. Beberapa periode setelah Rasulullah dapat dijelaskan:[13]
1.         Abad I dan II Hijriyah
            Pada masa Nabi, Abu Bakar, dan Umar, ulumul quran belum dibukukan. Namun, dengan merujuk pada defnisi ulumul quran sebelumnya, sesungguhnya pada masa ini , ia mulai tumbuh dan berkembang. Namun pada masa Abu Bakar dan Umar belum ditulis, ilmu ini diriwayatkan melalui lisan dan ucapan. Pada masa Ustman , penulisan alquran diseragamkan untuk menjaga persatuan umat islam.
Al-quran yang ditulis dan dicetak pertama kali dizaman usman ada lima buah:
a.       Ditinggal di Madinah
b.      Dikirim ke Kufah
c.       Dikirim ke Basrah
d.      Dikirim ke Damakus
e.       Dikirim ke Mekkah
            Pada masa berikutnya, Abu Al-Aswad Al-Duali meletakkan dasar-dasar gramatikal Al-Quran  (Qawaid Al-Nahwiyyah) atas perintah khalifah Ali Ibn Abi Thalb untuk memproteksi pelafalanya. Karena pada masa ini kerajaan islam menyebar ke berbagai daerah dan penduduk non Arab, sehingga semakin banyak yang memeluk Agama Islam.



10
     Abad ke-2 Hijriyah dikenal sebagai masa pembukuan Al-Qur’an baik rujukan dari Rasulullah, sahabat, maupun tabi’in. Para pelapor tafsir yang di kenal pada maa itu Yazid  bin Harun Al-Salami (w. 117 H), Syu’bah bn Al-Hajjaj (w. 160 H), Waki’ bin Al-Jirah (w. 197 H), Sufyan bin Uyainah (w. 197 H), Abd Al-Razzaq bin Himam (w. 211 H).

2.         Abad III dan IV Hijriyah
Beberapa cabang ulumul Quran mulai bertambah :
a.       Ilmu Asbab Al-Nuzul yang disusun oleh Ali ibn Al-Madiniy (w. 234 H)
b.      Ilmu Al-Nasikh wa Al-Mansukh dan ilmu Al-Qiraat yang disusun oleh Abu Ubaid ibn Salam (w. 224 H).
c.       Ilmu Al-Makki wa Al-Madani yang disusun oleh Muhammad ibn Ayyub Al-Dhirris (w. 294 H)
d.      Ilmu gharib Al-Quran yang di susun ole Abu Bakar Al- Sijistani (w. 330 H)

3.         Abad V dan VI Hijriyah
Pada masa ini cabang ulumul Qur’an bertambah, terutama denan munculnya Ilmu I’rab Al-Quran dn ilmu Mubhamat Al-Quran.

4.         Abad VII dan VIII Hijriyah
Pada masa ini ulumul quran mempunyai cabang baru, yaitu ilmu Majaz Al-Quran dan tersusun pula ilmu Qiraat. Cabang-cabang ulumul quran pada masa ini:
a.       Ilmu Majaz
b.      Ilmu Bada’i
c.       Ilmu Aqsam
d.      Ilmu Hujjaj
e.       Ilmu Amtsal
f.       Ilmu Al-Qiraat






11


5.         Abad IX dan X Hijriyah
Pada masa ini karangan yang ditulis para ulama tentang ulumul quran semakin banyak. Masa ini merupakan masa produktif dalam penulisan diskursus ‘Ulumul Quran dan merupakan puncak kesempurnaan masa penulisan.

6.         Abad XIV Hijriyah
       Memasuki abad ini, penulisan diskursus Ulumul Quran dengan berbagai cabang ilmunya mulai berkembang kembali.



12

BAB 3
PENUTUP

1.      Kesimpulan
       Ulumul Quran adalah untuk memahami kalam Allah dalam berbagai aspek pembahasannya, baik dari aspek turunnya, pengumpulan, aspek bacaan dan penafsiran, maupun aspek dari kandungan itu sendiri.
       Studi Al-Qur’an mencakup bahasan yang luas yaitu : ilmu nuzul al-qura’an, asbab an-nuzul, qira’ah, ilmu an-nasikh wa al-mansukh, dan ilmu fawatih as-suwar.
       Pada masa Nabi dan sahabat tidak ada kebutuhan sama sekali untuk menulis, karena sebagian besar sahabat buta huruf, alat tulis sulit diperoleh, dan Rasul sendiri melarang para sahabat menulis sesuatu yang bukan al-quran.[14]
   Rasulullah SAW menyampaikan Al-Quran kepada para sahabatnya orang-orang Arab asli, sehingga mereka dapat memahaminya berdasarkan naluri mereka. Apabila mereka mengalami ketidak jelasan dalam memahami suatu ayat, mereka menanyakan kepada Rasulullah SAW.
Nabi SAW bagi para sahabat merupakan maha guru dan sumber ilmu, hanya kepada nabi lah mereka menanyakan segala sesuatu yang tidak mereka pahami termasuk makna atau pengertian ayat-ayat Al-Quran.
Ulumul Quran mencakup ilmu-ilmu bahasa Arab dan segala kajian yang berkaitan dengan ajaran islam. As-Sayuti berpendapat bahwa ilmu jiwa, ilmu falak, ilmu astronomi, dan lain sebagainya juga termasuk ulumul Qur’an.



13

DAFTAR PUSTAKA



1.      Abd.Chalik, Chaerudji. 2013., “Ulumul  Qur’an”, Jakarta : Penerbit Hartomo Media Pustaka.
2.      Watt, Montgomery. 1995. “Pengantar Studi Al-qur’an”. Jakarta: PT Raja Grafindo
3.      Rosihon, Anwar. 2013.” Ulumul Qur’an. Bandung”, Bandung: Pustaka Setia.
4.      Mudzakir. 2002. Studi ilmu-ilmu Al-Quran. Surabaya: Litera AntarNusa
5.      Hermawan, Acep. 2011. Ulumul Quran ilmu untuk menerima wahyu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.







14


[1] Kaddar M Yusuf, Studi Al-Quran Jilid 2, Jakarta: Amzah, 2012, hlm.  1
[2] Acep Hermawan, Ulumul Quran ilmu untuk memahami wahyu, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, hlm. 1
[3] Kaddar M Yusuf, Studi Al-Quran Jilid 2, Jakarta: Amzah, 2012, hlm . 1
[4] Abu Anwar, Ulumul Qur’an, Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 7
[5] Acep Hermawan, Ulumul Quran Ilmu untuk memahami wahyu, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, hlm. 1-2
[6] Mashuri Sirojuddin Iqbal, A Fudlali Pengantar Ilmu Tafsir, Bandung: Angkasa, 2009, hlm 1-4.
[7] Mudzakir, Studi Ilmu-ilmu Quran, Surabaya: Litera AntarNusa, 2002, hlm 16-17.
[8] Kaddar M Yusuf, Studi Al-Quran jilid 2,  Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 2
[9] Acep Hermawan, Ulumul Qur’anilmu untuk memahami wahyu, Bandung: Rosda, hlm. 9-10
[10] Acep Hermawan, Ulumul Quran ilmu untuk memahami wahyu,  Bandung: Rosda,  2011, hlm. 10
[11] Kaddar M  Yusuf,  Studi Al-Quran jilid 2, Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 4
[12] Abu Anwar, Ulumul Quran, Jakarta: Amzah, 2012, hlm.8
[13] Acep Hermawan, ulumul quran ilmu untuk memahmi wahyu, Bandung : Rosda, 2011, hlm. 3-6
[14] Abu Anwar, Ulumul Quran, Jakarta: Amzah, 2012, hlm.8

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah kolonialisme dan imperialisme barat Afrika

Kerajaan Perlak