KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT CIREBON
Nama: Dicqy wahyudi
Nim: 1608301027
KEARIFAN LOKAL
MASYARAKAT CIREBON
Secara umum berasal dari tradisi
yang diajarkan oleh sunan gunung jati, simbol-simbol sosial dan juga budaya
warisan SGJ dapat dilihat dari berbagai aspek yang sebagian masih kentara pada
masa kini, memberikan gambaran mengenai simbil-simbol tersebut antara lain
simbol kamis dan simbol-simbol yang berasal dari ajaran islam, simbol kosmis
(cosmic symbol) di wujudkan dalam bentuk payung sutra berwarna kuning dengan
kepala naga.
Simbol-simbol
diatas seringkali muncul dalam berbagai acara selataman-selataman (sedekahan)
yang menjadi tradisi di bulan-bulan tertentu dan perayaan-perayaan keislaman
yang berasal dari tradisi walisongo termasuk SGJ, sementara itu, upacara
upacara sekaten menurut sulendraningrat berasal dari kata sekati atau sukahati,
nama dari gamelan alat dakwah yang pertama dibawah oleh Ratu Ayu, istri
pangeran Sabrang Lor (sultan Demak-II), setelah wafat suaminya, sebagai benda
kenang-kenangan almarhum suaminya. Ada pula yang mengartikan bahwa gamelan
sekati diartikan sebagai syahadatain (syahadat
dua) yakni dua kalimat syahadat.
Tradisi sekaten dirayakan sebagai
perayaan memperingati maulid nabi Muhammad saw. Yang dilangsungkan du seluruh
kerajaan islam jawa, perayaan sekaten ini biasanya dipusatkan di alun-alun ibu
kota kerajaan islam yang dapat dinikmati bersama seperti pada umumnya, perayaan
sekaten ini dimulai tujuh hari sebelum tiba peringatan hari maulid Nabi
Muhammad Saw, yang tepatnya jatuh pada tanggal 12 Rabi’ul awal, sekaten di
akhiri dengan upacara garebeg, yaitu
upacara yang berpuncak pada siratun nabiy (pembacaan riwayat Nabi Muhammad Saw)
dan sedekah sultan, yakni membagi-bagikan makanan hadiah dari sultan di masjid
agung.
Dalam
saat-saat garebeg inilah, adipati-adipati, raja-raja muda, bupati-bupati, dan
pembesar-pembesar wilayah kerajaan diterima menghadap sultan untuk menunjukkan
sikap bukti dan hormat taatnya kepada sultan sembari mengayu bagja pada hari
yang mulia, upacara peringatan maulid Nabi Muhammad Saw, di keraton Cirebon menurut
sulendraningrat mulai diadakan dan dilaksanakan secara besar-besaran ketika
pengangkatan SGJ sebagai wali kutub pada tahun 1470 M.
Komentar
Posting Komentar